Duo asal London, AlunaGeorge, meramu musik pop menjadi sesuatu yang fresh dengan vokal seringan helium dan groovy R&B electro glitch. You know you’ll like it.
Sama-sama berasal dari St Albans, London, dua orang di balik AlunaGeorge yaitu vokalis Aluna Francis dan produser George Reid justru pertama kali berkenalan lewat situs MySpace saat George menawarkan diri me-remix salah satu lagu dari My Toys Like Me, band electronic yang merupakan band tempat Aluna bernaung sebelumnya. Cerita tersebut memang terdengar agak klise untuk era jejaring sosial saat ini, namun untungnya, tak ada yang terdengar klise sedikit pun dari musik yang mereka hasilkan kemudian seperti single-single awal “We Are Chosen”, “Analyser” dan “Disobey” (dipakai di serial TV Skins, baik yang versi UK maupun US) yang menjadi viral hits di internet berkat musik hip pop yang tercipta sempurna lewat team effort yang dinamis. Aluna sebagai penulis lirik dan bernyanyi dengan vokal quirky dan innocent yang terinfluens PJ Harvey, The Knife dan CocoRosie, sementara George adalah orang yang bertanggung jawab di balik nada-nada elektronik yang slick dan penuh elemen 2-step, R&B 90-an serta bassline jenial.
Butuh waktu agak lama sebelum akhirnya duo yang sama-sama masih berusia 24 tahun tersebut membalas email saya yang dilakukan seusai menyelesaikan sesi interview dan photoshoot dengan NME Magazine. Setelahnya, mereka langsung kembali ke studio demi menyelesaikan beberapa track yang hampir rampung untuk album debut mereka, yang akan menjadi follow-up dari EP berjudul You Know You Like It yang dirilis oleh Tri Angle Records tanggal 14 Mei kemarin. Berisi tiga lagu seperti “Just A Touch”, “Put Up Your Hands” dan single “You Know You Like It” yang juga sudah dibuat videonya, mereka seolah memberikan satu resep yang diharapkan bisa membawa musik pop Inggris ke tingkat selanjutnya, yakni radio friendly untuk pendengar musik mainstream dan chart musik namun experimental enough untuk para music snob di luar sana.
“Awal-awal mulai tertarik membuat musik. saya banyak mendengarkan Aphex Twin, Prefuse 73, Chris Clark dan musik-musik lain yang sangat berbasis beat. Namun dalam hal songwriting, saya belajar dari Rodney Jerkins dan The Neptunes. Yang paling membuat saya takjub sampai saat ini adalah bagaimana kita bisa membuat satu lagu utuh dari ide-ide simpel di sekitar kita.” ungkap George tentang influensnya dalam memproduksi musik. Lantas, bagaimana dengan proses kreatif mereka berdua? “Beberapa lagu kami dikerjakan di kamarku sementara yang lainnya dikerjakan di studio baru kami. Proses kreatif kami pada umumnya bermula dari ide-ide melodi yang digagas Aluna. Bisa juga saya membuat beberapa beat lebih dahulu dan membiarkan Aluna memilih beberapa melodi dari situ, lalu kami saling melontarkan ide masing-masing untuk lagu tersebut.” jelas pria yang juga me-remix lagu-lagu dari Lana Del Rey, Wolf Gang dan Baby Monster tersebut.
Saat ini memang tidak dibutuhkan lagi studio rekaman atau perangkat recording canggih untuk menghasilkan sebuah album yang keren, seperti yang mayoritas musisi indie saat ini lakukan. Namun hal itu bukan berarti bebas masalah, kendala yang umumnya dihadapi para bedroom musician seperti mereka adalah kegagalan menerjemahkan musik mereka untuk ditampilkan di atas panggung. Lucky for them, hal itu tak terjadi pada mereka. “Gig pertama kami berjalan dengan sangat mulus,” kenang Aluna, “Kami telah melewati proses panjang untuk live show dalam soal set-up alat dan semacamnya. Seperti yang kamu bilang, tantangan terbesar bagi ’musisi kamar’ seperti kami adalah membuat musik yang diproduksi di komputer tersebut terdengar sama menariknya saat dibawakan secara live. Namun saya rasa kami berhasil menyeimbangkan sisi live instrumentation tersebut dan pada saat yang sama staying true dengan bagaimana seharusnya lagu tersebut terdengar.” tambahnya.
Sekarang, berkat hype yang dibangun para music blogger dan media musik baik online maupun offline, mereka dihadapkan dengan jadwal tur Eropa yang semakin padat, termasuk penampilan di Hultsfred Festival, festival musik selama 3 hari di Swedia yang juga menampilkan The Cure, Mumford & Sons, M83, The XX dan line-up keren lainnya di bulan Juni ini. Tinggal masalah waktu sampai segala hype tersebut sampai di belahan dunia lainnya, terutama Amerika Serikat yang menjadi sasaran mereka berikutnya. Sebagai penutup, saya bertanya gambaran masa depan AlunaGeorge menurut versi mereka sendiri, “Exciting, busy and noisey!” jawab George dengan antusias. Ah well, I bet it’s gonna be a good noise indeed.
As published in NYLON Indonesia June 2012
Photo by Fiona Garden