Sounds of 2015: 15 Names You Should Check Out For This Year (Part 2)

Bagian kedua dari tiga post tentang 15 nama band/musisi yang harus kamu simak tahun ini. Klik di sini untuk bagian pertama.

MitskiMitski
Who: Mitski Miyawaki. Where: New York. What: Noise pop.

Melihat press photo dari gadis berdarah Jepang yang mulai bermusik sejak berumur 19 tahun ini, selintas kamu akan membayangkannya membuat lagu-lagu tweepop yang manis, but make no mistake, musik yang ia mainkan lebih berkiblat kepada Ida Maria, Maria Mena, dan Liz Phair dibanding musisi indie pop manis seperti Zooey Deschanel atau Zee Avi. Bury Me at Makeout Creek, album terbarunya yang dirilis oleh Double Double Whammy berisi 10 lagu noise pop berbasis reverb gitar yang ditulis di sebuah basement studio. Lagu-lagunya di album ini seperti “Townie” dan “First Love/Late Spring” adalah penggambaran post-adolescence angst yang sesungguhnya dengan aransemen penuh energi fearless serta lirik-lirik berisi humor gelap yang liar dan jujur.

http://mitski.bandcamp.com/

CommunionsCommunions
Who: Martin Rehof, Mads Rehof. Frederik Lind Köppen, Jacob van Deurs Formann. Where: Copenhagen. What: Post-punk.

Kuartet asal Copenhagen ini merupakan bagian dari generasi band-band Denmark paling keren saat ini yang bermula dari Mayhem, sebuah ruang latihan dan music venue (seperti Rossi Musik di Jakarta) yang juga menjadi rumah dari band-band seperti Iceage, Vår, Lower dan secara umum skena band new punk, synth, dan industrial di kota tersebut. EP Cobblestones yang mereka rilis awal tahun lalu berisi 4 lagu yang akan mengobati kerinduanmu pada band-band seperti The Stone Roses dan Joy Division dengan wall of sounds megah berakar melodi gitar, bass hook, dan bunyi organ 60-an yang effortlessly catchy. Single terbaru mereka, “So Long Sun” yang dirilis oleh Tough Love Records adalah sebuah masterpiece sekaligus ode untuk musim panas (terilhami dari musim dingin di Denmark yang panjang) dengan aransemen euphoric dan vokal mengawang yang akan membuatmu bersukacita dan menekan tombol replay berulang kali.

http://www.communions.dk/

DorothyDorothy
Who: Dorothy Martin, Zac Morris, Mark Jackson, Eliot Lorango. Where: Los Angeles. What: Rock & Roll.

Di antara skena musik yang didominasi bebunyian artifisial, semakin sulit menemukan sebuah band rock & roll yang memainkan musiknya dalam bentuk paling organik dan mentah, but here comes Dorothy. Membawa semangat dan energi beroktan tinggi dari bluesy rock klasik khas Amerika, kuartet asal LA ini siap untuk membangkitkan kembali esensi rock tradisional dengan dentuman drum yang menggebrak, lick gitar yang heavy, serta vokal parau dan witchy dari Dorothy Martin yang ibarat lovechild dari Jack White & Janis Joplin. Single debut seperti “After Midnight” dan “Wicked Ones” adalah sebuah soundtrack untuk late nite party liar yang berujung pada hal-hal berbahaya dan cerita epik yang akan terus dikenang.

https://soundcloud.com/dorothytheband

Hippo CampusHippo Campus
Who: Nathan Stocker, Zach Sutton, Jake Luppen, Whistler Allen. Where: Minnesota. What: Indie Rock.

Walaupun baru ngeband bareng kurang dari setahun lalu, namun kuartet asal Minnesota yang bertemu di sekolah seni tersebut dengan cepat telah menemukan formula kesuksesannya. Debut single mereka, “Little Grace”, yang berisi melodi gitar buoyant dan energik adalah sebuah instant crush yang membuat mereka dinobatkan menjadi band to watch oleh banyak blog musik dan festival musik. Single tersebut dan 5 lagu indie rock bernuansa musim panas super catchy lainnya seperti “Suicide Saturday” dan “Souls” terkompilasi dalam debut EP berjudul Bashful Creatures yang akan mengingatkanmu saat pertama kali jatuh cinta pada musik yang dihasilkan oleh Vampire Weekend, Two Door Cinema Club, dan Bombay Bicycle Club. Sebagai sekumpulan anak kulit putih yang memainkan musik bernada Afropop, mereka memang seringkali dibandingkan dengan Vampire Weekend, namun Hippo Campus tahu bagaimana bersenang-senang dengan cara tersendiri.

http://thehalocline.bandcamp.com/

HonneHonne
Who: Andy & James. Where: Somerset, Inggris What: Synth-soul.

Andy dan James, dua sahabat asal Inggris yang sepakat merahasiakan nama belakang mereka ini punya kehidupan ganda. Di siang hari mereka adalah guru musik di sekolah dan di malam hari mereka membuat musik soul/R&B berbalut synth dengan nama Honne yang diambil dari bahasa Jepang yang artinya “true feeling”. Entah berkat nama itu atau fakta jika mereka bermusik di larut malam, yang jelas mereka berhasil membuat single seperti “Warm On A Cold Night” dan “All In The Value” dengan atmosfer late nite vibe yang luar biasa smooth dan intim dengan lirik tentang relationship yang real. Hangat dan sensual, kamu tak akan membutuhkan selimut lagi malam ini.

https://soundcloud.com/hellohonne

One thought on “Sounds of 2015: 15 Names You Should Check Out For This Year (Part 2)

Shout out your thoughts!