Art Talk: The Pink And Blue of Fran Munyoz

Hailed from Valencia, Spain, artist Fran Munyoz paints about boys and girls in their undies, looking fragile and sensual at the same time, in vibrant pastel landscape of predominantly pink and blue palette. It was love at the first sight when I accidentally saw his works in my Instagram feeds. Just mere minutes after I instantly click the follow button and liking so many posts, I decide to drop him a message for interview request, and here it is. The 22-year-old artist tells about his life in Valencia, his artistic process, and the captivating characters that appear in his work.

 FRANMUNYOZ

Hi Fran, when did you start focusing making art? Did you come from creative/artistic family?

I’ve been painting, drawing, and sculpting since I was young, but it’s only around from these past two years, I am focus on creating personal works. No one from my family is an artist. I have learnt Fine Arts at the Polytechnic University of Valencia for two years. In addition, I’m also joining personal classes to develop my skills.

What do you love the most about your hometown and how does it affect your art?

I really like how calm it is, it’s close to the sea and at the same time it’s also around mountains. I used to focusing in body shapes; nevertheless I also have included landscapes in my latest series to generate different backgrounds.

Who are your favorite artists?

My favorite artists are Antonio López, Hopper, Matisse, and Dalí.

 pp

What kind of mediums do you use?

I used to work with mix and collage technique. Both of them are dynamic and they increase the dimension of the work. But actually what I’m really like is to combine drawing and painting.

Tell us a little about your creative process.

I am working so hard constantly, and especially after I decided to do what I love and I mixed it with my essence. I choose the colors depend of the situation or series. I like planning all the works with a coherent theme and stay true to the meaning that I want to transmit through my works.

What the other thing beside art that makes you passionate?

I am passionate about human, trying to get know more from the people, understanding different perspective and know how they feel.

angelcaido

What makes you nostalgic?

Thinking about life itself makes me nostalgic, and especially to think about the ones that aren’t with me anymore.

How do you define “beauty”?

I think during XXI Century the concept of “Beauty” shouldn’t be explained because it’s wide, relative, and very depends on who is looking at it.

What was the last thing you read, watched, and listened to?

The last book I have read was Art After Modernism from Brian Wallis. Last film I have seen is Edward Scissorhands from Tim Burton, and last song I have listened is “Til It Happens to You” from Lady Gaga.

What are your current and upcoming projects?

Nowadays I am working on some commission works, a new video art project and some exhibitions. There’s an individual exhibition which will be held in Madrid and a collective exhibition in Malaga.

Where can we see more of your work?

My website and Instagram.

mar

Girls Just Want To Have Fun, An Interview With Hinds

Lewat album debut Leave Me Alone, kuartet garage rock asal Madrid, Hinds menyajikan musik yang gutsy dan kental akan feminisme tanpa melupakan caranya bersenang-senang.

Kurang dari tiga tahun lalu, baik Carlotta Cosials dan Ana García Perrote tidak tahu caranya memainkan gitar. Namun, sebuah liburan musim panas di pesisir pantai Denia di mana mereka menghabiskan waktu dengan bermain gitar dan bernyanyi menginspirasi kedua gadis Spanyol tersebut untuk membuat musik bareng sepulangnya mereka ke Madrid. Setelah melewati masa latihan ekstensif, keduanya membentuk duo bernama Deers yang terinfluens dari band-band seperti The Strokes, Black Lips, serta The Vaccines dan merilis dua track berjudul “Bamboo” dan “Trippy Gum” via Bandcamp di tahun 2014 sebelum akhirnya mereka berkembang menjadi full band dengan mengajak dua sahabat mereka Ade Martin di bass dan Amber Grimbergen di drum. Memadukan bunyi lo-fi dari garage rock kontemporer dengan elemen pop dari musik surf rock dan girl group 60-an, mereka merilis beberapa single selanjutnya dan dengan segala respons positif yang didapat, mereka pun menghabiskan tahun tiga tahun terakhir dengan tampil di berbagai festival musik, termasuk South by Southwest di mana mereka tampil dalam 16 show hanya dalam kurun waktu empat hari. Sayangnya, kepopuleran itu juga memancing atensi yang tidak diinginkan dari band bernama The Dears yang lewat kuasa hukumnya mengancam akan menuntut Deers jika mereka tidak mengganti namanya yang dianggap terdengar mirip band Kanada tersebut. Deers mengalah dan mengganti nama mereka menjadi Hinds (yang berarti rusa betina) dan dengan nama itu juga mereka akhirnya merilis album debut bertajuk Leave Me Alone lewat label Lucky Number di awal tahun ini. Berisi 12 lagu yang memadukan materi-materi baru seperti “Garden” dengan beberapa single yang sudah dirilis sebelumnya seperti “Chili Town” dan “Castigadas en el granero”, bersama album ini Hinds pun sukses menggelar tur dunia dan kini, dari teras rumah mereka di Madrid, Carlotta dan Ana membalas email dari NYLON.

hinds-by-salva-lopez
DARI KIRI: Ade Martin, Amber Grimbergen, Ana Perrote, Carlotta Cosials.

Hai Carlotta dan Ana, Hinds bermula dari kalian berdua, tapi bagaimana sebenarnya kalian bisa bertemu? Kami diperkenalkan oleh dua bekas pacar kami. Sekarang kalau diingat lagi, kami merasa harus berterima kasih karena mereka lah yang memperkenalkan kami ke satu sama lain. Dan kenapa akhirnya kami bikin musik bareng… Saya tidak tahu! We’ve always loved music because music inspires life.

Apa rasanya menjadi sebuah girl band di Spanyol? Bagaimana biasanya proses pembuatan lagu bagi kalian? Well, kami merasa kreativitas dan bermusik di girl band sebetulnya tidak ada kaitannya sama sekali, hahaha. Being in an all girl band is seriously tough, tapi kami siap melawan siapapun dan apapun. Kalau tentang penulisan lagu, tergantung masing-masing lagu sih, tapi biasanya memang Ana dan saya (Carlotta) yang menulis lirik dan melodi serta gitar, Ade mengerjakan bass lines dan Amber di drum. Jadi setiap personel mencurahkan dirinya dalam setiap lagu, even tho we spend so many hours in here searching for the right melodies and feelings.

Apa yang menjadi influens utama bagi musik kalian? Sun, beer, and oceans.

Boleh cerita soal album Leave Me Alone? Di mana kalian merekamnya dan berapa lama prosesnya? Kami merekamnya April tahun lalu di daerah selatan Spanyol, di sebuah kota kecil bernama El Puerto de Santa Maria yang terletak di Cadiz. Kami di sana selama sepuluh hari dan butuh tiga hari bagi kami sampai akhirnya menemukan sound yang kami inginkan dari proses mixing. We were young and innocent dan walaupun kami sangat menyukai hasilnya, kami sebetulnya sama sekali tidak menyangka jika banyak orang di luar sana yang juga menyukai album ini sebesar kami.

Feminisme telah menjadi topik yang tidak dapat dihindari dalam musik sekarang ini, bagaimana kalian memandangnya? Apakah kalian terganggu jika banyak orang yang melabeli kalian sebagai “Girl Crush” atau “It Girls” hanya karena kalian merupakan girl band? Boys have a crush with girls, girls have a crush with boys, boys have crushes with boys and girls also with girls; saya rasa masalahnya bukan di situ. Kesalahan pada sikap sexism di musik adalah berpikir jika apa yang kami raih sejauh ini berkat campur tangan pria di baliknya, masih banyak orang bodoh yang tidak mau percaya jika kami bisa berada di titik ini karena usaha kami sendiri, because we FOUR YOUNG SPANISH GIRLS have done what we’ve done. 

Apakah kalian pernah mengalami perlakuan misoginis saat manggung atau di tur? Tidak terhitung. Hal-hal seperti “She is prettier than you”, atau “Show your pussy”, atau doing like the gesture of sucking a dickSeriously, so so so so many times. Atau selesai manggung, pria paruh baya menghampirimu and telling you bullshit karena mereka pikir mereka bebas melakukannya karena mereka lebih tua dan kamu secara otomatis harus menghormati mereka and bla bla blah…

Apa yang paling kalian sukai dari tampil di panggung? Performing is the best. Beraksi di panggung adalah salah satu momen favorit kami, no doubt. Tapi yang paling kami suka dari tur adalah kami melakukannya dengan teman-teman kami. Like having a supporting band for the whole tour so we become super close to each other, or inviting friends from Spain that are studying abroad… Itu hal yang asik dan keren. And the energy? Energinya sama besarnya seperti kamu pergi ke sebuah pesta. A gooood party.

Kalian baru saja menyelesaikan tur dunia kalian di Singapura, apa hal yang kalian sukai dari touring selain manggung? Discovering that people is incredibly different in every city, but with kind of similitude in each continent. Dan kuliner! Kami suka makan dan mencoba berbagai menu andalan setempat.

Since it’s our Summer Issue, what’s the best way to spend summer in Madrid? In the streets drinking sangria!

Jika kalian bisa memilih tempat apa saja untuk liburan musim panas, tempat apa yang akan kalian pilih dan kenapa? Oke, kalau kami juga bisa mengajak semua teman kami di Madrid, kami pasti akan pilih daerah pantai yang super murah. Mungkin… Benicassim?

Apa yang ada di playlist kalian saat ini? Bob Dylan, King Gizzard, dan Joaquin Sabina. 

Rencana untuk sisa tahun ini? Menyelesaikan tur dunia! And writing the best album ever, again!

Terakhir, sebutkan top 5 musisi perempuan favorit kalian! Courtney Barnett, Patti Smith, Gabriella Cohen, , dan Fiona Campbell.