Melalui empat belas tahun dengan lima buah album, puluhan penghargaan, dan ratusan cerita, Andien tak pernah pergi dan tetap menjadi seorang biduanita muda teristimewa. But make no mistake; she keeps getting stronger than ever.
Jika harus memilih edisi NYLON apa yang selalu saya tunggu setiap tahunnya, tanpa harus berpikir pun saya akan langsung menjawab music issue as my personal favorite. Dan menginjak kali keempat NYLON Indonesia merilis music issue, our excitement bertambah karena untuk pertama kalinya kami memutuskan memakai cover lokal di edisi spesial musik ini. Well, Indonesia mungkin memiliki banyak sekali penyanyi perempuan yang cover worthy, namun menentukan yang bisa selaras dengan DNA majalah ini tentu bukan perkara mudah. Dari beberapa pilihan yang semakin mengerucut, akhirnya kami sepakat jika Andienie Aisyah Haryadi adalah sosok paling tepat untuk menjadi cover music issue tahun ini. Lewat album debut bertajuk Bisikan Hati di tahun 2000, Andien yang waktu itu masih berusia 15 tahun seketika melesat menjadi penyanyi pendatang baru terbaik dan yang lebih menakjubkan lagi adalah fakta jika ia muncul dengan image yang mature dan membawakan musik jazz, genre yang masih jarang ditempuh oleh penyanyi sebayanya ketika itu.
Always stay true to her music, empat belas tahun berikut dalam kariernya diwarnai oleh so many ups and downs. Nama Andien pun terbilang cukup adem ayem saja di ranah musik Indonesia, dalam arti ia tidak pernah benar-benar meledak gila-gilaan secara popularitas atau albumnya laris jutaan kopi, namun ketika banyak penyanyi perempuan yang bisa tiba-tiba melejit namun kemudian hilang begitu saja, Andien dengan stabil terus menghasilkan album-album berkualitas dan tetap bertahan di industri entertainment yang keras. Dalam setiap album yang ia rilis, gadis kelahiran Jakarta 25 Agustus 1985 silam ini menjelma sebagai pribadi yang senantiasa berkembang. Tak hanya soal menyanyi, Andien kini juga dikenal karena gaya hidup sehat serta statusnya sebagai salah satu style icon.
Setelah mencocokkan jadwal dengan Andien, di suatu pagi pertengahan April lalu, kami pun bertemu di studio foto daerah Kemang untuk interview dan photo shoot. Ini adalah interview kedua saya bersama Andien setelah di NYLON edisi Desember 2011 saya juga sempat mewawancarainya. Sama seperti perjumpaan pertama kami, setelah ice breaking sejenak dan bertukar kabar, saya mewawancarainya di depan meja rias ketika ia bersiap dirias dan ditata rambutnya. Bila di interview kami dua tahun lalu, Andien dengan cekatan mendandani wajahnya sendiri sebelum perform di sebuah jazz club, kali ini ia memilih duduk manis untuk dirias oleh penata rias dari tim Jed Root Filipina dan penata rambut andalannya. Sebelum menjawab pertanyaan pertama saya mengenai kesibukannya saat ini, ia meminta pendapat apakah rambut bob pendeknya akan terlihat bagus jika ditata wet look dengan gaya ikal ke belakang. We all agree, it will look good on her. Salah satu fakta yang menurut saya unik dari Andien adalah ia terbiasa bertanggung jawab penuh pada image dirinya sendiri sebagai public figure. Ia tak pernah punya personal stylist dan terbiasa memakai makeup sendiri sebelum perform. “Gue nggak pernah belajar yang serius, kaya makeup school gitu, karena mungkin dari dulu gue terbiasa ngeliat caranya karena sering di-makeup orang-orang, menurut gue naluriah ya perempuan pasti ada sisi seninya untuk mendandani diri sendiri, jadi gue tinggal kaya berkreasi aja,” ujarnya sambil tersenyum.
Sembari membiarkan wajahnya mulai dirias, Andien lantas bercerita tentang kesibukannya saat ini yang masih dipenuhi undangan nyanyi dan menyiapkan album baru, kabar yang cukup mengejutkan, mengingat baru tahun lalu ia merilis album kelima dengan judul #Andien. “Iya nih gue ngejar target soalnya sebentar lagi udah umur 30, kayanya pengen bikin album ini album itu. Sebenarnya bukan momok juga sih umur 30 tahun, cuma kayanya, once udah di usia itu, kemudian planning-nya kan banyak tuh, kaya harus nikah, harus segala macem, pastinya ada sesuatu yang akan berubah dari gue, pastinya akan lebih dewasa, punya image yang lebih mature,” jelasnya. Ia menargetkan album keenam itu untuk selesai akhir tahun ini dan dengan senang hati membocorkan beberapa hal tentang album ini. “Ada 10 lagu, tadi rencananya lagu cover semua dari lagu-lagu Indonesia era 90’s karena konsepnya tadinya Andien Sings Indonesian 90’s. Kita udah nyusun list tapi belakangan kaya Mbak Melly (Goeslaw) bikinin lagu baru bagus banget dan gue pikir sayang aja kalau nggak dimasukkin. Jadi, mungkin bakal ada dua atau tiga lagu baru, sisanya lagu cover.”
Menyanyikan ulang sebuah lagu dengan sentuhan sendiri tentu bukan hal baru bagi Andien. Di akun Soundcloud miliknya pun, kamu bisa mendengar rekaman live saat dia membawakan lagu-lagu dari Janet Jackson, Foster the People, hingga Daft Punk. Tapi yang terasa spesial di album baru ini adalah ia akan menyanyikan lagu-lagu dalam negeri favoritnya. Apa saja? “Gue suka banget lagunya Iwa K, ‘Selama mentari bersinar, hari-hari sepi tanpa dirimu,’” nyanyinya spontan dengan agak nge-rap sebelum melanjutkan, “Haha itu satu. Terus semua lagunya Slank, khususnya lagu ‘Terbunuh Sepi’ yang gue cinta banget lagu itu, lagunya Naif yang ‘Mobil Balap’, terus lagunya Dewa. Sebenarnya gue suka banget lagunya Ahmad Band yang ‘Sudah’ tapi ternyata nggak boleh di-cover karena Mas Dhani udah cover lagu itu untuk dibawain lagi. Itu keren banget, terus lagunya Oppie Andaresta ‘Ingat-Ingat Pesan Mama’, Rida Sita Dewi, ‘Kiranya’ Protonema, Sheila on 7, aduh banyak banget deh!” ungkapnya antusias.
Sama seperti dua album terakhir, album terbaru ini juga akan diproduseri oleh bandnya sendiri yang dipimpin oleh Nikita Dompas. “Dua album terakhir sangat berkesan buat gue karena jarang banget ada penyanyi yang albumnya diproduseri oleh anak-anak bandnya sendiri. Waktu pertama kali gue bawa band sendiri, itu belum ada penyanyi perempuan di sini yang punya band sendiri, yang bawa band sendiri biasanya penyanyi cowok kaya Glenn atau Rio Febrian. Jadi gue berusaha banget ngedepankan band gue dan musik gue karena kalau tanpa band gue, musik gue nggak bakal tergambarkan di panggung dan orang nggak bakal liat message gue,” imbuhnya.
Sehari sebelumnya ia baru pulang dari Kuching, Malaysia untuk undangan menyanyi. Bukan kabar baru sebetulnya bila kamu termasuk dari 156 ribu follower di Instagramnya di mana ia sempat posting beberapa foto dirinya yang sedang berjalan-jalan di kota itu. “Iya, gue selalu menyempatkan diri untuk sightseeing gitu, nggak usah di luar negeri, di luar kota juga sama sih sebenarnya kecuali kalau yang udah sering didatengin, gue selalu ngeliat kayanya itu kesempatan untuk eksplor. Kalau kaya Kuching kemarin gue seneng banget, karena gue pikir tadinya daerahnya kaya terbelakang gitu, terus gue ngobrol sama orang di pesawat yang bilang kalau Kuching itu developing city banget, mungkin kalau di Indonesia kaya Bandung. Terus pas landing, emang bagus banget dan lucu gitu kotanya, nggak ada gedung tinggi, semua vintage buliding yang dijaga sama pemerintahnya, jadi semua restoran atau hotel dari vintage building gitu, ada gaya Cina, Melayu, Timur Tengah. Dan ternyata orang-orang di sana juga nggak Melayu konservatif, orang-orangnya pake bajunya Supreme atau apa gitu, terus gue nanya, mereka kalau belanja di mana? Mereka jawab online shop, hmm… okay… haha,” ceritanya sambil tertawa.
Setelah menyesap air mineral, Andien pun melanjutkan ceritanya dengan nada excited khasnya. “Nggak semua orang punya pekerjaan yang bisa menggabungkan sisi pekerjaannya dengan pleasure, leisure, dan hobinya. Gue punya kesempatan itu, jadi gue pasti selalu gue manfaatin untuk eksplor tempat yang wajib dilihat,” ceritanya sambil tersenyum. Ucapannya tersebut mengingatkan saya saat tahun lalu ia diundang menghadiri New York Fashion Week setelah sebelumnya meraih gelar sebagai The Most Stylish Celebrity of the Year dari Fashion Nation. Tak hanya menghadiri beberapa fashion show, Andien juga membuat video untuk single “Teristimewa” yang memperlihatkan dirinya strolling around the Big Apple dalam balutan batik rancangan Edward Hutabarat yang sangat chic.
Gelar the most stylish celebrity sendiri jatuh padanya bukan tanpa alasan. Di social media, Andien kerap mengunggah foto gaya pakaiannya yang memang keren. Di atas panggung, Andien terlihat glamor dengan headpiece dan gaya Roaring Twenties, sementara sehari-hari ia terlihat stylish dengan memadukan label luar negeri dan label lokal yang kebanyakan adalah rancangan teman-teman Andien sendiri. “Dari SMP kali ya?” jawabnya ketika ditanya kapan ia mulai tertarik fashion. “Dulu gue punya butik namanya Debut Pret a Porter, waktu itu gue udah agak melek sama fashion, tapi dulu gue lebih sering dibilang aneh sih daripada keren, soalnya gue sangat look up ke majalah-majalah Jepang kaya Nonno gitu. Jadi misal gue bisa pake eyeliner putih atau ijo, tapi makin ke sini makin terekspos mungkin karena social media aja. Dulu-dulu gue nggak berkesempatan foto baju-bajunya. Justru sekarang gue jauh lebih mainstream dibanding dulu, karena dulu apalagi waktu kuliah gue sangat menikmati pake baju ini baju itu, bisa ngarang sebebas-bebasnya,” ungkapnya.
Meskipun sering dibilang stylish, Andien mengaku soal personal style sebenarnya ia sangat cuek dan memakai yang menurutnya nyaman saja. Hari itu ia datang dengan memakai tank top hitam, jeans, dan sneakers yang terlihat effortlessly cool di badannya yang tergolong mungil namun terlihat kencang dan sehat. Selain musik dan fashion, topik lain yang akan memancing Andien untuk bercerita panjang lebar dengan antusias adalah soal menjaga kebugaran tubuh. Morning routine seorang Andien dimulai dengan olahraga, minum manukah honey dan makan buah untuk menjaga kekebalan tubuh. Ia mengaku tak pernah diet dan tubuh ramping sehatnya murni hasil banyak olahraga yang ia geluti.
Sebelum melanjutkan cerita, ia minta izin sejenak untuk membalas teks yang masuk di iPhone-nya. Dengan sigap dan penuh konsentrasi ia menekan-nekan touchscreen selama beberapa menit sambil menjelaskan jika ia sedang meminta bantuan untuk mencari kado. Setelah kurang lebih 3 menit berkutat dengan iPhone, ia meletakkan iPhone dan dengan tersenyum menatap saya lagi dan mulai menyebutkan list olahraga yang sedang ia jalani. “Gym, pilates, Muay Thai terus ada freeletics juga, banyak banget olahraga gue. Karena badan kita nggak bisa ngelakuin satu olahraga constantly, misalnya lo suka pilates terus lo pilates dengan gerakan yang sama selama berapa tahun itu nggak mungkin karena badan kita adaptasi sama gerakan. Bisa jadi badan lo keren dalam tiga bulan pertama, tapi di bulan keempat gerakan itu nggak ada pengaruhnya ke badan lo terus lo mikir ‘Kok sama aja ya?’ Justru itu badan lo udah adaptasi, jadi harus coba yang lain lagi,” jelasnya.
“Recently gue bikin gym, namanya 20 Fit di Cipete dan gym ini bentuknya micro gym, cuma ada dua alat namanya miha. Miha itu electro muscular stimulation. Gue recently lagi pake itu terus karena keren banget alatnya, mau liat nggak?” tawarnya sebelum memperlihatkan video di iPhone-nya yang memperlihatkan dirinya sedang melakukan gerakan work out dalam balutan body suit hitam dengan beberapa kabel yang tersambung dengan sebuah mesin. It looks hi-tech dan belum pernah saya lihat sebelumnya.
Dengan semangat Andien lantas menjelaskan pada saya apa itu miha yang merupakan sebuah teknologi muscle stimulator asal Jerman yang memberi rangsangan elektrik di tubuh kita. “Awalnya gue nyobain miha punya temen gue yang beli di Jerman dan pas gue cobain, gue kaya ‘wow, magic!’ soalnya alat ini cuma boleh dipakai latihan 20 menit, katanya twenty minutes itu equals with two hours, jadi nggak boleh lebih dari 20 menit. Waktu itu gue pikir, ‘ah nggak mungkin,’ gue udah sering olahraga, bisa kali sampai 40 menit, tapi baru lima menit pertama aja itu rasanya kaya Muay Thai 2 jam! Wah oke banget nih. Di Jakarta belum ada yang punya gym-nya. Mengingat ini olahraganya keren banget menurut gue, banyak yang bilang ini shortcut, tapi menurut gue bukan shortcut karena waktunya aja sebentar, tapi pas olahraganya capek banget kaya lo abis nge-gym campur Muay Thai. The good thing is semuanya rata, kalau lo nge-gym misalnya angkat berat pasti entah bagian kiri sama kanan lo ada yang lebih kuat, akhirnya hasil ototnya juga nggak simetris. Tapi kalau di miha ini kan dipakainya rata di badan kita, jadi hasilnya juga bagus banget,” ujarnya tanpa bermaksud promosi.
“Gue pikir gue harus punya usaha lain di luar nyanyi, banyak orang mengharapkan gue bikin fashion line atau apa, cuma menurut gue yang lebih berguna buat orang ya yang ada hubungannya sama olahraga, dulu gue pengen bikin tempat pilates tapi waktu itu masih keribetan mikir space-nya segala macem, tapi karena miha ini cuma butuh space yang lebih kecil dan udah lebih jelas jadi gue buka ini dulu. Alatnya emang bakal cuma dua, karena alat ini nggak bisa dipake sendiri, harus ada trainer-nya dan sesi one on one gitu dan cuma 20 menit. Gue sih udah ngajak banyak orang kaya Raisa atau Luna (Maya) udah cobain. Raisa malah udah jadi member, hehe,” tandasnya.
Melihat Andien dengan gayanya yang segar dan aura yang youthful, rasanya lumayan sulit percaya jika tahun ini Andien akan menginjak usia 29 tahun. Masih jelas dalam ingatan ketika Andien pertama kali muncul di layar kaca lewat video klip “My Funny Valentine” di mana ia mengenakan lipstick dan tube dress yang terlihat sangat matang untuk anak umur 15 tahun. Berbeda dari sindrom artis cilik yang kesulitan mengubah image saat mereka beranjak dewasa, Andien justru makin ke sini makin terlihat muda. “Karena makin ke sini makin tua, jadi gue harus terlihat makin muda, haha!” cetusnya santai. Bukan hal mudah untuk bertahan selama lebih dari satu dekade dalam industri hiburan yang terobsesi pada sesuatu yang baru. Dari sekian banyak promising talents yang muncul di dekade lalu, Andien menjadi salah satu dari segelintir yang masih bertahan. Ia jelas merasa sangat bersyukur akan hal tersebut, walaupun dengan rendah hati ia mengaku hanya menjalani semampunya saja.
“Nggak tau, sumpah gue nggak punya rumusnya, gue nggak punya formulanya, gue udah ngalamin titik paling nol di karier gue, sampai yang kayanya gue udah di tengah jalan tapi gue jatuh sejatuh-jatuhnya, dimusuhin semua orang, dimusuhin semua band player sampai akhirnya gue bangkit lagi. Itu hari-hari yang berat, tapi sampai bisa bangkit lagi kalau bukan karena Tuhan, itu nonsense menurut gue. Aduh gue nggak ngerti sih, tapi sampai detik ini beberapa tahun terakhir, apa ya gue ngeliat kerja tim gue bener-bener maksimal, dari manajer, tim manajemen, dan akhirnya gue pun masih bisa bertahan sampai sekarang. Bayangin aja, gila lo, dulu gue dipasangin nyanyinya sama Syaharani terus sampai sekarang sama yang seangkatan Raisa, buat gue sendiri gue udah kaya Highlander banget nggak sih? Haha,” ujarnya.
Titik terendah dalam kariernya merujuk pada sebuah kasus yang cukup heboh di infotainment sekitar tahun 2008 lalu. “Gue dulu pernah pacaran sama, seorang cowok yang akhirnya jadi manajer gue, kalau lo pernah denger kasusnya yang semua uang gue diambil dan gue dimusuhi sama semua event organizer, gue dimusuhin semua player dan tim manajemen gue keluar semua nggak ada satu pun, itu gue untuk bangkitnya lagi dengan duit yang nol dari yang gue kumpulin dari awal gue nyanyi sampai detik itu, gue nggak minta bantuan nyokap bokap sama sekali. Gue nelponin EO satu-satu minta maaf ngejelasin kalau itu kerjaannya mantan gue. Itu worst banget rasanya tau nggak? Gue udah pernah nyanyi di acara-acara bergengsi tapi tiba-tiba gue harus mau ikutan acara-acara kaya reality show, kaya… gue inget banget waktu itu sebenernya gue nangis banget dalam hati cuma kalau gue nggak ngambil hati orang TV gue bakal susah lagi untuk ngebangun link sama mereka,” ungkapnya serius. Kejadian itu mungkin sudah berapa tahun berlalu, namun masih ada kegetiran yang terasa saat ia melanjutkan ceritanya dengan pelan. “Jadi kaya ada reality show di mana gue harus pura-pura jadi pengamen di metro mini, syutingnya di Pulo Gadung jam setengah 6 sore yang lagi rame-ramenya. Karena itu reality show, kameranya candid disembunyiin di tas jadi gue kaya bener-bener sendirian jadi pengamen pake celana pendek di metro mini. Itu gue nangisnya gila-gilaan sebenernya, karena gue inget di titik itu setahun sebelumnya gue masih nyanyi di acara Tiga Diva, nggak nyangka aja setahun kemudian bisa kaya gitu keadaannya,” imbuhnya.
Jelas tidak semudah membalik telapak tangan untuk mengembalikan reputasi yang sudah tercoreng, namun dengan kegigihan dan passion yang ia punya, Andien bisa struggling dan bangkit membangun kariernya kembali. “Itu berjalan sangat natural buat gue, gue akuin sih gue nggak pernah ‘jeder!’ kaya Agnes Monica segala macem, tapi emang penggemar gue mungkin setia ada di situ. Nggak ada banyak juga yang tau cerita gue, kaya cerita yang tadi nih, itu gue baru cerita ke elo aja, gue belom pernah cerita ke media mana pun sebenernya. Gue bersyukur karena orang-orang ngeliat usaha gue, gue minta maaf ke band player yang udah nge-blacklist gue, kan dikira gue semua yang bawa kabur uang, gue menjalin hubungan baik sama orang, manajer gue balik lagi, terus semua orang bisa berbaik hati lagi… They put their trust on me, itu yang harus gue keep sampai sekarang.”
Toxic relationship di masa lalu untungnya tak membuatnya patah semangat dalam menjalin hubungan khusus dengan pria. Senyum sumringah terpancar di wajahnya ketika berbicara soal relationship yang sudah dijalaninya selama satu setengah tahun terakhir dengan low profile.“Iya karena dulu gue kebiasaan ekspos di media nggak taunya putus, karena nggak ada enak-enaknya sebenernya terekspos di media, too much pressure. Sekarang gue juga udah di titik yang nggak menggebu-gebu, gue pengen nikah udah dari umur 24 tahun, tapi dulu kaya suka nanti kita nikah kaya gini ya, kaya gitu… Terus putus. Cuma sekarang gue udah dalam relationship di mana gue sayang sama dia, dia sayang sama gue, dia juga umurnya udah 38 tahun sekarang. Jadi kayanya gue nggak harus mikirin, dia yang harus mikirin karena udah mau 40 tahun, haha! Jadi gue udah lebih santai aja.”
Menikah mungkin bukan menjadi top priority Andien tahun ini, karena selain album keenam dan gym, Andien masih memiliki banyak project yang akan ia lakukan. Salah satunya adalah launching toko baru dari curated lifestyle shop bernama Cave and Cove di Bali yang ia gagas bersama temannya. Yang jelas, Andien sedang menikmati hari-hari yang ia jalani sekarang. “Filosofi hidup… Just enjoy your life, kalau gue sebenernya sekarang berusaha mempersembahkan apa yang terbaik yang bisa gue lakukan buat gue, buat orang-orang sekitar gue, buat hidup gue pokoknya. Jadi lo nggak perlu mikir panjang mikirin result-nya bakal seperti apa hari ini, besok, dua minggu lagi, empat minggu lagi, pokoknya lo lakukan yang terbaik untuk segala hal yang lo lakuin karena dulu gue kebiasaan banget, ‘Ndien gini’, terus gue kaya ‘nanti gue dapet apa? Gimana? Atau bisa ini gak gue?’ gue selalu ngeliat kedepannya. Tapi sekarang untuk urusan apapun gue kaya berusaha maksimal dulu aja. Dan itu bukan hal yang gampang, tapi kalau bukan karena pengalaman, agak susah ngelakuin hal itu, itu berlaku buat apapun ya buat karier, pacaran, keluarga, atau gym, diet, jadi kaya gitu-gitu, jadi banyak banget orang yang kaya ‘ya udah deh gue mau diet tapi dua minggu lagi gue bisa gini nggak ya?’ jadi lo nggak perlu nimbang badan setiap hari, kalau lo melakukan yang terbaik yang bisa lo lakuin dulu aja,” simpulnya dengan senyuman hangat.
Fotografi oleh: Mark Nicdao of At East Jed Root.
Stylist: Patricia Annash.
Makeup Artist: Xeng Zulueta of At East Jed Root.
Hairstylist: Cats Del Rosario of At East Jed Root
As published in NYLON Indonesia May 2014